Sebuah cerita "Datang Mengasihi, Pergi Membenci, dan Hidup yang Selayaknya Terjadi"

Hai hai apa kabar? Kabar baik alhamdulillah ya... Aamiin. Pada kesempatan kali ini saya menulis sebuah artikel atau cerita yang beda dari sebelum - sebelum postingan saya ni.. apa itu? Ini adalah sebuah cerita yang saya buat berkat teman - teman saya ketika mereka banyak sekali persoalan tentunya cerita ini sudah direka ulang ya bukan cerita yang asli. Dari sini insyallah dapat menjawab persoalan yang mereka hadapi. Baca basmallah dulu jangan sampe baper di cuplikan cerita ini. Selamat membaca.


"Insan yang Mencari Jawab dari Tanya"
Setiap manusia pasti memiliki seseorang yang selalu diperhatikan lebih dari temannya sendiri tidak lebih dari Tuhannya sendiri. Masa yang indah akan datang kepada setiap insan manusia yang menjalaninya dengan sepenuh hati tanpa adanya siksa dari pihak yang memiliki maksud lain. Hati mereka bersyukur tapi, tatkala banyak dari mereka yang menjadi kufur. Bukankah kebahagiaan manusia sudah tertakdir oleh-Nya, apakah? hanya manusialah yang merasa tidak puas akan segala nikmat-Nya. Semua itu telah tertulis di takdir masing – masing seorang hamba.
Ada ketia seorang insan sedang mengalami keguncangan hati karena telah merelakan dirinya untuk menyendiri bahkan, dia hanya mengikuti arah mata air kehidupan yang terus mengalir dengan harapan untuk menemukan muara yang diidamkan setiap kehidupan yang sempurna itu. Apakah salahnya, bila dia selalu berdoa yang terbaik setiap saat namun belum menemukan hal yang benar?. Semua itu bukan slahnya karena, Tuhanmu akan memberikan kebahagiaan di tempat, suasana, dan waktu yang tepat. Bukan sekarang pasti esok, bukan di sini pati tempat lain, bukan kepada orang kamu sayangi pasti kepada orang yang menyayangi kamu, bukan di dunia pasti di akhirat. Setiap insan pasti akan bahagia bahkan seorang tunawismapun akan tetap bahagia dengan segala kekurangan yang dimiliki. Namun pada hakikatnya manusia akan terasa tersiksa batinnya ketia ada orang lain yang membuatnya resah, setiap hari hanya membuat hidupnya seperti sampah, apalagi pergi begitu saja dengan amarah. Orang yang meninggalkan kesan buruk pada orang lain akan memberikan pandangan yang buruk pada orang tersebut. Sebut saja ketika dua orang hamba yang saling mengucap rasa kasih dan sayang kemudian, satu diantara hamba pergi dengan segala alasan bahkan setelah apa yang telah dilakukan kepada hamba yang ditingalkannya. Niat mereka sama baiknya namun, pikiran dua orang insan tidak akan sama apabila tidak ada komunikasi yang baik. Alhasil salah satu dari mereka mengalah dengan berpura – pura kepada dirinya sendiri untuk merelakan kepergiannya. Berat, kata ini akan dikatakan Dilan dalam novel Dilan 1990. Kenyataan memang akan pahit bila kita hanya berharap kepada harapan yang kita buat. Alangkah baiknya jalani saja hidup ini dengan segala cita yang ingin digapai, entah bagaimana cara untuk menggapainya kita hanya bisa merancang rencana, berdoa dan, action pastinya.
Perjalan hidup seorang hamba selama ini seperti tune piano yang hanya hitam putih warnanya, akan berbeda dengan seorang hamba yang berlari hari ini untuk mengejar masa depan bukan egoisme atau napsu yang muncul dalam pikiran manusia. Hidup bagaikan hujan, ketika kamu berasal dari sebuah titik embun yang merangkak naik dengan susah payah, perjuangan bak menuju panasnya matahari di atas langit, menikmati kesejukan diangkasa, dan di jatukan dari langit dengan membentur tanah yang kering kerontang tanpa rasa kasihan sedikit pun. Seperti itu hidup dan akan terus menerus seperti itu sampai anda benar menerina apa adanya.
Dalam kisah ini akan pahit jika merasakan hal yang ditakutkan pada awal ketika kebahagiaan itu datang. Ananda datang mengasihi hanya untuk membenci, sebuah kalimat yang sangat cocok untuk hamba yang rapuh dan lalai akan kasih-Mu yang Maha Mengasihi. Bagaimana hamba bisa merasakan kebahagiaan kalau hamba hanya mementingkan kebahagiaanya lebih dulu bukan kebagiaan hamba sendiri, ada kalanya bahagia harus mendahulukan orang yang membutuhkan bahagia, lalu kita akan mendapatkan apa arti bahagia itu sendiri. Namun, bagaima bila bahagia itu hanya menambah kekurangan hamba dimataMu Ya Robb. Dan sampai saat hamba terlena dengan keadaan yang menyeret hamba ke palung dalam yang gelap. Hamba ingin menolaknya apakah waktu itu akan berjalan dengan baik?, satu hal yang hamba ingin lakukan sekarang meminta maaf. Maaf mungkin tidak cukup namun, dari maaf hamba mempunyai niat baik bukan untuk menukik. Salahkah jika seorang hamba menuntut mesra kepada seorang yang selalu perduli kepada hamba yang datang dan pergi dengan kedewasaannya tanpa memberi akhir yang hamba ingini. Apakah keinginan baik hamba untuk tidak mencampuradukan kepercayaan dengan cinta yang envoi hanyalah napsu belaka, tapi kenapa hamba hanya bisa menangis harusnya hamba bahagia dengan cinta yang envoi. Harusnya hamba sangat senang telah dipisahkan oleh insan yang membenci hamba. Kenapa hamba hanya menangisi kepergianya dan menyiksa hamba sendiri, apakah itu suka atau hanya suka?. Kebanykan insan akan merelakan kepergian orang dengan tangisan yang tak memiliki arti karena terus teringat dengan kenangan manisnya bukan orangnya. Berbeda dengan hamba yang selalu teringan keburukannya yang membuat hamba menangis tidak berkesudahan. Bukannya lemah atau cengeng. Setiap orang punya caranya sendiri untuk menghilangkan kesedihan yang dia alami. Berharap bahwa dengan cara itu dia akan lebih baik. Tidak, bukan seperti itu menghilangkan kesedihan yang sangat menyakitkan. Bukan juga pegi ke klinik ya.. .
Sadarlah jika sedih memang sedih, jika bahagia memang bahagia. Pernah ku baca sebuah rumus matematika. Ibarat (+) x (+) = (+), (-) x (+) = (-), (+) x (-) = (-), dan (-) x (-) = (+). Artinya apa? Jika kita paham betul konspirasi matematika kehidupan maka hanya dengan melihat rumus sederhana itu saja kita dapat simpulkan hidup yang baik itu bagaimana. Singkatnya begini, ketika hal positif di iya kan maka, akan menjadi output yang positif. Jika hal negatif di iya kan maka, akan berdampak negatif. Sama halnya jika hal positif tidak di iya kan maka, rugi sekali kamu. Ketika hal negatif kamu tolak maka, bruntunglah kamu. Hidup itu seperti rumus matematika. Segala cara yang telah kita lakukan untuk menemukan jawaban dari permasalah atau soal mamematik itu tergantung dari pemahaman dan pandangan kita. Seperti kehidupan yang apabila kamu pandang mudah maka, akan mudah bagimu untuk menjalaninya. Tapi satu hal harus diingat janganlah menganggap mudah terlalu mudah, sampai meremehkan segala yang kau angap mudah.


Terimakasih banyak sudah membaca ya. Penulisnya aja kadang bingung dengan makna yang tersirat dari kalimat Yang dibuatnya. Bingung ga kalian coba hehe..
Sampai ketemu lagi. Cheerio


Komentar

Bintang Senja mengatakan…
nice, semoga setelah ini dapat melahirkan tulisan" yang lebih kreatif dan tentunya dapat melahirkan kebaperan bagi pembacanya :D
Terimakasih telah membaca, aamiin semoga menghibur 😁

Postingan populer dari blog ini

Report text "Pufferfish"

Reading for academic purposes "Text 11 Teaching for Character and Community"

Text 12 STICKS AND STONES